PERDEBATAN TEOLOGIS AL-QUR’AN: TEORI DAN IMPLIKASINYA
DOI:
https://doi.org/10.52185/kariman.v4i1.67Abstract
Tulisan ini membicarakan perdebatan teologis di antara kelompok Ahl al-H}adi>s\ dan Mu‘tazilah mengenai Al-Qur'an. Apakah Al-Qur'an, sebagai kala>m al-La>h dan merupakan sifat atau perbuatan-Nya? Selain itu, tulisan ini selanjutnya juga melihat beberapa implikasi yang memungkinkan dari perdebatan awal ini. Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa para teolog terbagi ke dalam dua kelompok dalam menetapkan Al-Qur'an sebagai kala>m al-La>h. Kelompok pertama, Ahl al-Sunnah wa al-Jama>‘ah, yang terdiri dari Ibn H}anbal dan H}ana>bilah, al-Asy‘ari> dan Asy‘ariyyah, serta al-Ma>turi>di> dan Ma>turi>diyyah menetapkan bahwa Al-Qur'an, sebagai kala>m al-La>h, adalah qadi>m dan tidak diciptakan. Al-Asy‘ari> menemukan bahwa doktrin kekadiman Al-Qur'an-nya Ibn H}anbal tidak dapat menjelaskan bagaimana sifat Tuhan yang qadi>m ini dapat berhubungan dengan Nabi saw. untuk diwahyukan kepadanya. Dengan demikian, al-Asy‘ari> membagi kalam Tuhan kepada kalam mental dan kalam verbal. Kelompok kedua, kelompok minoritas, yaitu Mu‘tazilah, menegaskan bahwa menganggap Al-Qur'an sebagai kala>m al-La>h yang qadi>m akan membuat pemahaman bahwa ada yang qadi>m lain selain Tuhan itu sendiri.